SOS Children’s Villages adalah organisasi sosial nirlaba non-pemerintah yang aktif dalam mendukung
hak-hak anak dan berkomitmen memberikan anak-anak yang telah atau beresiko
kehilangan pengasuhan orang tua kebutuhan utama mereka, yaitu keluarga dan
rumah yang penuh kasih sayang.
SOS Children’s Villages
didirikan oleh Hermann Gmeiner, seorang mahasiswa kedokteran yang tergerak
hatinya ketika melihat begitu banyak anak terlantar dan kehilangan hak
pengasuhan mereka dikarenakan Perang Dunia ke-2 (PD II).
Kerusakan yang disebabkan PD
II menuntun langkahnya untuk menjadi seorang pekerja sosial bagi anak setelah
perang. Pada saat itulah dia meyakini bahwa pengasuhan akan efektif bagi anak
bila mereka tumbuh tidak hanya dalam kasih sayang keluarga, namun juga dalam
perlindungan sebuah rumah dengan komunitas sekitarnya sebagai tempat
bersosialisasi. Hal inilah yang kemudian mendasari terbentuknya konsep
pengasuhan anak SOS Children's Villages.
Dengan bermodalkan hanya 600
Austrian Schilllings (Lebih kurang 40 US Dollar), Hermann Gemeiner lalu
mendirikan Villages pertama di Imst, Austria. Kecintaannya akan anak-anak
akhirnya mengalahkan ambisi pribadinya, ia tidak meneruskan pendidikannya di
sekolah kedokteran agar bisa lebih fokus dalam menangani SOS Children's
Villages.
Pada tahun 1960 SOS
Children's Villages Internasional terbentuk sebagai organisasi payung bagi
seluruh SOS Children's Villages didunia dengan mengangkat Hermann Gmeiner
sebagai Presiden pertamanya. Berangkat
dari inisiatif kampanye "Grainof Rice", pada tahun 1963 SOS
Children Villages non-Eropa pertama berdiri di Daegu, Korea Selatan, yang
kemudian diikuti oleh berdirinya SOS Children's Villages lainnya di benua
Amerika dan Afrika. Saat ini SOS Children's Villages telah bekerja secara aktif
di 134 negara dan mengasuh lebih dari 80,000 anak di seluruh dunia.
Di Indonesia sendiri SOSChildren’s Villages sudah ada sejak tahun 1972. Bapak Agus Prawoto seorang
tentara yang sedang bertugas di Austria, seketika jatuh hati dengan program
pengasuhan ini. Ia lalu mendirikan village yang pertama di Lembang, Bandung pada
tahun 1972. Disusul oleh pembangunan village kedua di Cibubur, Jakarta pada
tahun 1984 yang diikuti dengan village ketiga di Semarang.
Village keempat berdiri di
Tabanan, Bali pada
tahun 1991. Village kelima,
keenam, ketujuh dan kedelapan dibangun
sebagai respon dari bencana tsunami di Flores dan Aceh. Village di Flores
berdiri pada tahun 1995, sedangkan ketiga sisanya didirikan
pada tahun 2004
di Banda Aceh, Meulaboh dan Medan. Saat ini SOSChildren’s Villages Indonesia tersebar di 8 village dari Banda Aceh hingga
Flores.
0 komentar:
Posting Komentar