LENTERA HIDUP KATOLIK. Paus Kepada Para Seminaris : Kita Punya
Terlalu Banyak 'Imam Setengah Jadi' Yang Gagal Meniru Yesus
Paus Francis bertemu
dengan para seminaris dari daerah sekitar Roma hari Senin (18 April) kemarin di
Vatikan. Paus memperingatkan mereka bahwa Gereja memiliki "banyak imam
setengah jadi" yang gagal untuk mencapai potensi mereka karena mereka
tidak "mencerminkan seorang imam seperti yang diteladankan Yesus."
Paus menjelaskan bahwa menjadi cermin dari Gembala yang Baik membutuhkan
kolaborasi kuat dengan Roh Kudus.
Para seminaris adalah
anggota dari Leonin College of Anagni kepausan, sebuah seminari regional untuk
beberapa keuskupan di sekitar kota Roma. "Kita memiliki begitu banyak,
begitu banyak imam setengah jalan," kata Paus kepada orang-orang muda.
"Adalah hal yang menyedihkan, bahwa mereka tidak berhasil mencapai
kepenuhan.
"Mereka memiliki
sesuatu yang dimiliki karyawan mereka, dimensi birokrasi mereka dan ini tidak
baik bagi Gereja. Saya menyarankan Anda, berhati-hatilah jangan sampai Anda
jatuh ke dalam dunia materialistis ini!" Paus melanjutkan, "Anda
menjadi imam untuk menjadi cermin teladan Yesus, sebagai Gembala yang Baik,
untuk menjadi seperti Dia dan orang-orang kepercayaanNya di tengah-tengah
umatnya, untuk memberi makan domba-dombanya."
Paus mengakui bahwa banyak
orang secara umum memiliki keragu-raguan apakah bisa mereka menjalani hidup
imamat. Tapi Paus Francis mengingatkan satu hal, kita bisa menjawab seperti
yang Maria lakukan kepada malaikat itu, " Bagaimana mungkin?"
"Untuk menjadi
'imam yang baik' seperti teladan yang Yesus lakukan adalah sesuatu yang terlalu
besar, dan kami sangat kecil. Itu benar! Kita adalah orang-orang kecil. Memang
benar, itu terlalu besar, tapi itu bukan pekerjaan kita! Itu adalah pekerjaan
Roh Kudus, dengan kolaborasi kita, "katanya.
Paus mendorong mereka
untuk tidak kalah oleh keadaan, ia menjelaskan proses melibatkan diri sebagai
bentuk pengorbanan kepada Tuhan. "Ini adalah tentang menawarkan diri
dengan sikap rendah hati, seperti tanah liat yang siap untuk dibentuk, sehingga
pembentuk itu, yang adalah Allah sendiri, dapat membentuk dengan air dan api,
dengan Firman dan Semangat keyakinan di dalam diri kita."
Paus Francis menegaskan
bahwa seminari bukanlah tempat untuk melarikan diri. "Seminari bukanlah
tempat perlindungan bagi banyak keterbatasan yang kita miliki. Seminari
bukanlah tempat perlindungan dari psikologis yang kurang atau tempat berlindung
karena saya merasa tidak memiliki keberanian untuk berjuang dalam hidup dan
saya mencari tempat yang aman agar saya bisa hidup enak. Tidak, bukan itu
tujuan seminari. "Jika tujuan masuk ke seminari Anda adalah hal-hal itu,
maka Anda akan menjadi 'hama perusak yang menggerogoti tubuh Gereja! Tidak,
seminari justru untuk membuat diri manusia dan tubuh Gereja sama-sama
maju."
Bapa Suci juga membahas
bahwa doa, studi, persaudaraan, dan apostolik dalam interaksi hidup dan adalah
"empat pilar, empat dimensi yang harus menghidupi kehidupan sehari-hari
dalam seminari." Paus mengingatkan, menjadi seorang imam "berarti mau
sungguh-sungguh untuk bermeditasi setiap hari pada ajaran Kristus, untuk
diwujudkan dalam sikap dan perbuatan nyata, yang selaras dengan kehidupan
sehari-hari Anda juga selaras dengan apa yang Anda khotbahkan di atas
mimbar."
Paus
menutup dialognya dengan mengingatkan pentingnya peran Bunda Maria. Ia
mengatakan, "Jangan pernah Anda lupakan! Para penekun kerohanian Rusia
mengatakan, bahwa pada saat 'terjadi goncangan besar yang menggoyang sisi
kerohanian Anda, saat itulah Anda perlu untuk mencari perlindungan di bawah
mantel jubah Bunda Suci Allah."
0 komentar:
Posting Komentar