Paus Francis mengatakan: "Seringkali Kita
Percaya Dosa-Dosa Kita 'Menjauhkan Tuhan' Dari Kita. Dalam Kenyataannya,
Perbuatan Dosa Itulah Yang 'Menjauhkan Diri Kita' Dari Tuhan."
Rekonsiliasi merupakan aspek
penting dari rahmat Allah, kata Paus Francis pada hari Sabtu 30 April kemarin.
Paus menjelaskan bahwa ketika kita menjauhkan diri dari Tuhan melalui dosa,
dibutuhkan upaya ekstra dari diri kita sendiri untuk kembali kepadaNya.
Paus mengambil referensi
surat kedua St. Paulus kepada jemaat di Korintus, yang mendorong semua anggota
Gereja untuk "membiarkan dirimu didamaikan dengan Allah. Seruan rasul
Paulus ditujukan kepada orang-orang Kristen awal yang ada di Korintus dan sekarang
berlaku bagi kita, dengan kekuatan dan keyakinan yang sama," kata Paus,
menjelaskan bahwa berlangsungnya Tahun Belas Kasih adalah waktu rekonsiliasi
untuk semua orang.
Paus menambahkan bahwa
"kita tidak bisa berdamai dengan Tuhan melalui upaya kita sendiri."
Banyak orang ingin berdamai dengan Tuhan, tapi juga tidak tahu bagaimana
caranya, karena mereka merasa tidak layak. Tetapi sebagai komunitas umat Allah,
" kita dapat dan harus mendukung secara tulus keinginan kembali kepada
Allah dari mereka yang mengakui kesalahannya dan mau bertobat."
Rekonsiliasi, kata Paus
"merupakan aspek penting dari belas kasih. Sering kali kita percaya bahwa
dosa-dosa kita 'menjauhkan Tuhan' dari kita. Dalam kenyataannya, perbuatan dosa
itulah yang 'menjauhkan diri kita' dari Tuhan." Rekonsiliasi itu adalah
rahmat dari Allah dimana Dia sendiri datang mencari kita ketika Ia melihat kita
berada dalam bahaya.
Paus menjelaskan,
rekonsiliasi dengan Allah tidak mungkin dengan upaya kita sendiri, karena dosa
"benar-benar menciptakan ekspresi menolak cinta Tuhan. Konsekuensi dari
dosa itu sendiri, telah menipu diri kita dalam pencarian kebebasan yang lebih
besar dan mandiri. Ketika kita menjauhkan diri dari Tuhan, kita menjadi
peziarah dan pengembara yang tidak lagi memiliki tujuan," katanya. Paus
menjelaskan bahwa dosa adalah seperti seseorang yang berbalik menjauh daripada
Tuhan.
"Orang berdosa hanya
melihat diri mereka sendiri dan dengan cara ini mereka berpura-pura untuk
menjadi mandiri. Karena itu, dosa selalu memperlebar jarak antara kita dan
Allah, dan ini dapat menjadi jurang, "kata Paus Francis. Namun, sebagai
Gembala yang Baik, Yesus selalu datang mencari domba yang hilang. Dia membangun
kembali jembatan kita kepada Bapa dan memungkinkan kita menemukan kembali
martabat menjadi anak-anak-Nya, kata Paus menambahkan.
Paus Francis kemudian
berbicara tentang pentingnya pengakuan dosa dan kebutuhan untuk berdamai dengan
Allah melalui sakramen, dan membantu pendosa berjalan sepanjang jalan
rekonsiliasi. Paus berdoa bahwa tidak ada yang akan tetap jauh dari Tuhan dan
meminta agar "tolong, jangan menempatkan rintangan di jalan orang-orang
yang ingin berdamai dengan Tuhan."
Mengalami rekonsiliasi
dengan Allah juga memungkinkan seseorang untuk menemukan kembali perlunya
rekonsiliasi dalam hubungan lain, seperti dalam keluarga kita, dalam hubungan
interpersonal, dalam komunitas gerejani, dan dalam hubungan sosial dan
internasional, katanya. "Rekonsiliasi sebenarnya juga pelayanan untuk
perdamaian, untuk pengakuan hak-hak dasar orang, solidaritas dan selamat datang
untuk semua."
Paus Francis menutup
kotbahnya dengan mengajak umat untuk menerima undangan St. Paulus "untuk
berdamai dengan Tuhan, untuk menjadi kreasi baru dan dapat memancarkan
rahmat-Nya di tengah-tengah saudara-saudara kita, di tengah-tengah masyarakat
kita saat ini."
0 komentar:
Posting Komentar